Senin, 30 September 2013

PRAKTIKUM HEMOLISA DARAH, GOLONGAN DARAH DAN TEKANAN DARAH





HEMOLISA DARAH, GOLONGAN DARAH DAN TEKANAN DARAH

Irma juwita* Dhian ramadhanty**

*Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk melihat bagaimana terjadinya hemolisa dan krenasi dari darah secara makroskopis dan mikroskopis, jenis penggolongan darah dan tekanan darah.
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu  individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari beberapa larutan yang menyebabkan terjadinya hemolisa, untuk mengetahui jumlah tekanan darah pada manusia serta penentuan golongan darah manusia.Dalam praktikum ini menggunakan bahan berupa sampel darah yang akan diamati golongan darahnya serta  bahan kanan tambahan lainnya .Hasil dari praktikum ini adalah bahwa tekanan darah dan golongan  darah setiap  manuasia itu bervariasi.pada hemolisa secara makroskopis dan mikroskopis bertujuan untuk melihat bentuk darah pada keadaan hipertonik dalam  (NaCl 3%), hipotonik ( NaCl 0,45%) dan isotonik dalam (NaCl 0,9%).Hasil yang didapat dari percobaan jenis golonga darah yaitu golongan darah A, B ,dan golongan darah O. Sedangkan untuk tekanan darah arteri brachialis pada berbagai macam sikap yaitu pada posisi berbaring terlentang 100 mmHg, posisi duduk 103 mmHg, berdiri 110 mmHg, dan tekanan darah arteri pada berbagai macam kerja yaitu kerja otot sebesar 125 mmHg dan 120 mmHg untuk kerja otak.

Kata kunci : Hemolisa Darah, Golongan Darah, dan Tekanan Darah.


PENDAHULUAN
Makhluk hidup tersusun dari berbagai organel-organel dan jaringan penyusun .Dimana semua proses kimia dan fisika berlangsung dalam sel. Sel memiliki peran yang sangat penting terhadap kelangsungan hidup  makhluk hidup.Contonya proses metabolisme yang berlangsung dalam sel bertujuan untuk mengasilkan sumber energi bagi manusia, akan tetapi nutrisi atau sumber enegi yang dihasilkan dalam proses metabolisme tidak langsung diedarkan keseluruh jaringan tubuh sebagai nutrisi bagi tubuh  tanpa ada zat yang disebut darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan ( kecuali tumbuhan ) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia  hasil metabolism, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Selain dari fungsinya tersebut sel-sel darah yang terdapat dalam tubuh juga akan mengalami kerusakan seperti kerusakan pada membran eritrosit yang disebabkan oleh beberapa factor seperti penambahan larutan hipotonis, hiprtonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membrane eritrosit, zat /unsur kimia tertentu, pemanasn dan pendinginan, sehingga terjadi hemolisa darah .Hemolisah adalah pecahnya membrane eritrosit, sehingga bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma)

          Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma).Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
Golongandarah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein. pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis gagal ginjal, syok  dan kematian. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu sel sel dan cairannya (plasma). Plasma tanpa fibrinogen biasa kita sebut dengan serum. Pada abad ke 18, terjadi banyak kematian pada resipien tanpa diketahui sebab sebab nya. Namun Landsteiner menemukan bahwa sel sel darah manusia dari beberapa indivisu akan menggumpal ( beraglutinasi ) dalam kelompok kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi antigen antibodi. Apabila suatu substansi asing disuntikkan ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang akan beraksi dengan antigen.(Suryo, 2005)
Tekanan darah adalah besarnya gaya dorong darah terhadap dinding pembuluh darah arteri dalam satuan mmHg. Satuan mmHg (millimeter raksa) adalah salah satuan tekanan resmi yang digunakan dalam bidang fisika dan kimia. Angka tekanan darah dinyatakan dengan dua besaran tekanan darah yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik dan ditulis sebagai [tekanan sistolik]/[tekanan diastolik]. Misalnya angka tekanan darah seseorang adalah 120/80, artinya tekanan sistolik=120 mmHg dan tekanan diastolik=80 mmHg. Tekanan darah hanya dapat diketahui melalui pengukuran menggunakan alat ukur tekanan darah (tensimeter). Tekanan darah dapat berubah-ubah setiap saat dalam rentang angka tertentu bergantung pada posisi, aktivitas dan kondisi tubuh .
Atas dasar inilah dilakukan praktikum tentang darah untuk melihat bagaimana proses hemolisis dan krenasi itu terjadi serta faktor-faktor penyebabnya seperti tekanan osmotik eritrosit, menghitung berat jenis darah, golongan darah, tekanan darah, dan diferensiasi leukosit.

MATERI DAN METODE
Waktu dan tempat
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai Darah II dan V dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 23 September 2013, pukul 14.00 Wita sampai selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Alat dan bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum hemolisa darah, tekanan darah dan golongan darah adalah mikroskop, lanset pen, gelas objek, cover glass, tabung reaksi, pipet , haemocytometer, spynomanometer, dan stetoskop.
Bahan yang digunakan dalam praktikum hemolisa darah, tekanan darah dan golongan darah adalah larutan NaCl o,9, 3%, dan 5 % , larutan ureum 1,8 % dalam NaCl 0,9 % , larutan ureum 1,8 % dalam  aquadest, alcohol dan kapas , citras natricus3,8 % , serum anti A dan B , Na- citrate 1 % .

Metode percobaan
a. Hemolisa dan Krenasi
Mengambil gelas arloji bertanda A, B, C, kemudian menuangkan masing-masing 1 tetes darah pada setiap bagian dalam gelas arloji, 1 tetes NaCl 3% pada tabung B, dan membiarkan tabung C sepereti semula, Kemudian mencampur larutan tersebut dengan samprl darah dan mengamatinya di atas kertas putih. Mengamati apakah terdapat endapan dan terjadi kekeruhan. Lalu mengamati terus dan mengambil masing-masing setetes dari gelas arloji tadi kemudian mengamatinya di bawah miskroskop dan menggambarnya apa yang kemudian terlihat atau nampak.
b. Penggolongan Darah
Kita menggunakan onbjek glass yag tertulis serum anti A, anti B, dan serum anti C. Kemudian meneteskan masing-masing 1 tetes darah ketiga anti serum tersebut. Untuk anti serum A ditambah serum anti A, untuk serum B ditambah serum B dan untuk serum C ditambah dengan anti C dan mengamati apakah obyek glass tersebut terjadi penggumpalan atau koagulasi atau tidak.
c. Tekanan Darah
            Tekanan darah arteri brachialis pada berbagai macam sikap yaitu :
         a.   Berbaring terlentang
        Teman yang menjadi sampel percoban disuruh baring terlentang selama 10 menit. Kemudian dipasangkan lanset dilengannya dan ditetapkan tekanan darahnya. Dicatat hasil pemeiksaan tekana darahnya
        b.  Duduk
        Setelah percobaan pertama orang percobaan kemudian disuruh duduk dengan tenang selama 3 menit. Selanjutnya  dicatat nilainya.
        c. Berdiri
    Sekarang orang percobaan disuruh berdiri tenang selama 2-3 menit. Selanjutnya ditetapkan tekanan darahnya dan di catat nilainya.
      d. Berlari
    Berikutnya pada orang yang sama disuruh melakukan kerja otot (jongkok berdiri) selama 1 menit. Di catat nilainya.
     e. kerja otak
            suruh pada orang yang sama memecahkan satu soal hitungan yang agak sulit. ditetapkan tekanan darahnya dan di catat nilainya.



HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hemolisa dan krenasi
Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak Dasar yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

Table   1. Hemolisa dan Krenasi secara makroskop

Gambar
Keterangan

https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/1239948_729905763702094_1591799606_n.jpg
NaCl 3 % + darah terjadi krenasi





https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/1235284_729906563702014_972063706_n.jpg
NaCl 0.9 % + darah . kontrol

https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/1234608_729906500368687_849134467_n.jpg
NaCl 0.45 % + darah terjadi hemolisa


Table  2. Hemolisa dan Krenasi secara mikroskopis


Gambar
Keterangan




https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/1236913_627377970617720_1332474885_n.jpg
NaCl 3 % + darah terjadi krenasi




https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1374148_627377263951124_104087520_n.jpg
NaCl 0.9 % + darah . kontrol




https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/993731_627386857283498_169395616_n.jpg
NaCl 0.45 % + darah terjd hemolisa

Pembesaran : 100x
Sumber : Data hasil dari praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar, 2013 .

Berdasarkan hasil di atas menunjukkan adanya perbedaan antara yang di beri larutan bersifak hiportonik,isotonic,dan hipotonik .darah yang berada pada larutan hipertonik ( NaCl 3 % ) akan mengalami krenasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Noferi ( 2010 ), yang menyatakan bahwa Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.
Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil.
Hemolisis adalah pecahnya membrane eritrosit sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah  penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsure  kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl (hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis  ke dalam medium luar eritrosit (plasma)


B.     Golongan darah
Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak Dasar yang telah dilakukan diperoleh:

Tabel 3. Hasil Pengamatan Golongan Darah


Gambar
Keterangan

https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/1235958_512811125471204_454756349_n.jpg
Golongan darah A
Aglutinogen A
Aglutinin b


https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/541854_512811022137881_1480830819_n.jpg
Golongan darah B
Aglutinogen B
Aglutinin a






https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/1236288_729891003703570_1366287789_n.jpg
Golongan darah AB
Aglutinogen A dan B , Tidak terdapat Aglutinin




https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/1013686_512811085471208_229301745_n.jpg
Golongan darah O
Tidak terdapat Aglutinogen, aglitinin a dan b

Pembesaran : 100x
Sumber : Data hasil dari praktikum  Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar, 2013 .
Berdasarkan dari tabel di atas terlihat jelas perbedaan antara beberapa golongan darah sehingga darah tersebut dapat di kelompokkan berdasarkan jenisnya. Hal ini sesuai dengan pendapat  mustahib (2011), yang menyatakan Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas ada tidaknya antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah merah (eritrosit). Antigen yang dimaksud dinamakan aglutinogen. Antigen sel darah merah merupakan suatu bagian berupa glikoprotein atau glikolipid yang bersifat genetis. Antigen yang telah dikenali pada sel darah merah yaitu antigen A dan antigen B.
Di dalam plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin merupakan antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan sel darah merah. Sesuai jenis aglutinogen, ada dua jenis aglutinin yaitu aglutinin α (anti-A) dan aglutinin β (anti-B). Jika kedua aglutinin ini bereaksi dengan antigen, sel darah merah akan menggumpal satu sama lain atau mengalami lisis. Proses yang demikian dinamakan aglutinasi (penggumpalan darah).
Ahli ilmu tentang kekebalan tubuh (imunologi) berkebangsaan Austria, Karl Landsteiner (1868-1943), mengelompokkan golong-an darah manusia menjadi golongan darah A, B, AB dan O atau 0 (nol). Penggolongan darah semacam ini dinamakan sistem ABO atau AB0, Selain sistem ini, darah dapat juga digolongkan dalam sistem Rhesus (Rh).
Sel darah merah ada yang memiliki antigen A, antigen B, dan antigen A,B. Tetapi ada juga sel darah merah yang tidak memiliki antigen A maupun B. Sel darah ini hanya memiliki aglutinin pada plasma darahnya saja.
Seseorang akan memiliki golongan darah A, bila sel darah merahnya memiliki antigen A dan plasma darahnya memiliki aglutinin β (anti-B). Seseorang akan bergolongan darah B, bila sel darah merahnya memiliki antigen B dan plasma darahnya memiliki aglutinin α (anti-A). Kemudian, orang akan bergolongan darah AB, jika sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan β. Sementara, orang akan bergolongan darah O atau 0, bila sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
Apabila sel darah merah seseorang mengandung aglutinogen A dan serum darahnya membuat aglutinin β, maka orang tersebut mempunyai golongan darah A. Sebaliknya, apabila sel darah merah seseorang mengandung aglutinogen B dan serum darahnya membuat aglutinin α , maka orang tersebut dikategorikan golongan darah B.Kemudian, apabila sel darah merah seseorang mengandung aglutinogen A dan B, sementara serum darah tidak dapat membuat aglutinin α maupun β, maka orang tersebut mempunyai golongan darah AB.Sebaliknya, bila sel darah merah seseorang tidak meng andung aglutinogen A dan B, sementara serum darahnya dapat membuat aglutinin α dan β, maka orang tersebut mempunyai golongan darah O atau 0.

C.     Tekanan darah
Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak Dasar yang telah dilakukan diperoleh:

Tabel 4.  Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Manusia

 Aktivitas       Tekanan Darah
   Berbaring      129/90 mmhg
   Duduk          119/80 mmhg
   Berdiri          130/90 mmhg
    Kerja otak     119/90 mmhg
    Kerja otot      140/90 mmhg

Sumber : Data hasil dari praktikum  Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar, 2013 .

,Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat kita lihat tekanan darah pada masing-masing aktivitas  berbeda satu sama lainnya karena tekanan darah dapat di pengaruhi aktivitas tubuh, tingkat aktivitas fisik , tingkat emosi dan jenis kelamin. Hal in sesuai dengan pendapat Menurut Kozier et al(2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya adalah:
1.Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan diastolic meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
2.Jenis Kelamin
Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darahtinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010)
3.Olahraga
Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.
4.Obat-obatan
Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah.
             Tekanan darah adalah tekanan terhadap dinding pembuluh darah yang mengakibatkan tekanan berubah-ubah setiap siklus jantung.  Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992), bahwa siklus jantung berkontraksi saat ventrikal kiri memaksa darah masuk ke aorta yaitu   tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistole, sehingga tekanan masing-masing dapat berubah.
Diastole merupakan keadaan dimana jantung berelaksasi atau istirahat.  Pada waktu diastole, kelenturan dinding di bagian pertama arteri tersebut membantu mendorong ke arah bagian berikut dari arteri yang kemudian menjadi lebar.  Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992), bahwa pada waktu diastole tekanan emenurun sampai mencapai titik terendah maka disebut diastole, sedangkan peristole merupakan waktu permulaan kontraksi atrium sampai ke permukaan kontraksi ventrikel.
Tekanan darah pada setiap individu berbeda-beda dan cenderung selalu berubah-ubah.  Perbedaan tekanan darah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kekuatan jantung memompa darah dan banyaknya darah dalam pembuluh darah.  Hal ini sesuai dengan pendapat Wulangi (1993), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu jumlah darah dan aktivitas memompa jantung yaitu mendorong sepanjang pembuluh darah dan tekanan aliran darah dan selanjutnya dikatakan bahwa tekanan darah adalah gaya yang dilakukan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah.  Tekanan darah normal pada pria yaitu 120/80 mmHg dan wanita 110/70 mmHg
Perbedaan tekanan darah yang diperoleh pada percobaan tekanan darah disebabkan karena perbedaan aktivitas pada saat pengukuran tekanan darah.  Hal ini sesuai pendapat Wulangi (1993), bahwa faktor-faktor yang empengaruhi tekanan darah yaitu (1) jumlah darah yang berada dalam peredaran darah, (2) aktivitas memompa jantung yaitu mendorong darah sepanjang pembuluh darah, (3) tekanan terhadap aliran darah. 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Hemolisa terjadi karena tekanan osmotik dalam sel lebih rendah dibanding di luar sel, sedangkan pada larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah dari darah maka akan menyebabkan terjadinya krenasi.
Golongan darah yang diperoleh adalah golonga darah A dan B.  Pada manusia  penggolongan darah didasarkan atas ada tidaknya aglutoinogen dan aglutinin dalam darah.  Ada empat macam golongan darah yaitu A, B, AB, dan O.  penggumpalan darah akan terjadi apabila aglutinogen dari suatu golongan darah bertemu dengan aglutinin golongan darah yang lain.
 Tekanan darah normal  pada manusia dewasa yaitu 120/80 mmHg.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu jumlah darah yang ada di peredaran darah yang dapat membesarkan pembuluh darah, aktivitas memompa jantung, dan tekanan terhadap aliran darah.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D.  1992.  Anatomi dan Fisiologi Ternak.  Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
 Mustahib.2011. penentuan golongan darah.online di akses pada tanggal 25 september 2013.
Noferi.2011. peristiwa yang terjadi dalam         sel.online Di akses pada tanggal 27 september 2013.
Olvista. 2013. Tekanan darah. online di akses pada tanggal 24 september 2013
Wiki.2013. Golongan Darah .online di akses pada tanggal 24 september 2013.

Wulangi, S.K.  1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan                                     Direktorat Jendral PendidikanTinggi.  Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar